News & Research

Reader

Israel Bombardir Rafah, Minyak Berjangka Bergerak Lebih Tinggi
Tuesday, May 07, 2024       14:08 WIB

Ipotnews - Harga minyak naik tipis, Selasa, setelah Israel menyerang Rafah di Gaza, sementara negosiasi gencatan senjata dengan Hamas terus berlanjut tanpa resolusi.
Minyak mentah berjangka Brent, patokan internasional, naik 13 sen, atau 0,16%, menjadi USD83,46 per barel pada pukul 13.51 WIB, demikian laporan  Reuters  dan  Bloomberg,  di Singapura, Selasa (7/5).
Sementara itu, patokan Amerika Serikat, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI), bertambah 11 sen, atau 0,14%, menjadi USD78,59 per barel.
"Harga minyak dibuka menguat pagi ini, dengan beberapa hambatan dalam perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas membuat pelaku pasar memperkirakan ketegangan geopolitik berpotensi berlarut-larut," kata Yeap Jun Rong, analis IG.
"Pelaku pasar akan menantikan rilis data persediaan minyak mentah AS yang akan dating."
Stok minyak mentah dan produk minyak AS diperkirakan turun minggu lalu, menurut jajak pendapat awal  Reuters , Senin. Persediaan minyak mentah rata-rata bisa menyusut sekitar 1,2 juta barel dalam sepekan hingga 3 Mei, berdasarkan perkiraan analis.
Selama sesi tersebut, penguatan dolar membatasi kenaikan minyak berjangka karena membuat komoditas tersebut lebih mahal bagi trader yang memegang mata uang lainnya. Indeks Dolar (Indeks DXY), yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, terakhir menguat jadi 105,25.
Harga minyak ditutup lebih tinggi, Senin, membalikkan sebagian kerugian pekan lalu. Kedua kontrak tersebut membukukan penurunan mingguan paling tajam dalam tiga bulan terakhir karena pasar fokus pada data ketenagakerjaan AS yang lemah dan kemungkinan waktu pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
Kelompok militan Palestina Hamas, Senin, menyetujui proposal gencatan senjata di Gaza dari para mediator, namun Israel mengatakan persyaratan tersebut tidak memenuhi tuntutannya dan terus melanjutkan serangan di Rafah sambil berencana untuk melanjutkan negosiasi mengenai kesepakatan.
Pasukan Israel menyerang Rafah di tepi selatan Gaza dari udara dan darat, serta memerintahkan penduduk untuk meninggalkan sebagian kota, yang menjadi tempat perlindungan bagi lebih dari 1 juta pengungsi Palestina.
Tidak adanya penyelesaian antara kedua pihak dalam konflik yang telah berlangsung selama tujuh bulan ini mendukung harga minyak, karena investor khawatir eskalasi perang regional akan mengganggu pasokan minyak mentah di Timur Tengah.
Langkah Arab Saudi untuk menaikkan harga jual resmi (OSP) minyak mentah ke Asia, Eropa Barat Laut dan Mediterania pada Juni juga mendukung harga, menandakan ekspektasi permintaan yang kuat pada musim panas ini.
Eksportir utama dunia itu menaikkan harga minyak mentah Arab Light ke Asia menjadi USD2,90 per barel di atas rata-rata Oman/Dubai pada Juni, tertinggi sejak Januari dan berada di atas ekspektasi sejumlah trader dalam survei  Reuters.  (ef)

Sumber : Admin

powered by: IPOTNEWS.COM